Senin, 11 November 2013

SISTEM INFORMATIKA PSIKOLOGI



NAMA : LAILA ULFAH KHAIRUNISA
KELAS : 4PA05
NPM : 19510142
 
1. Pengertian Informasi
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan suatu keputusan. Adapun menurut para tokoh mengenai informasi sebagai berikut :

Menurut Wiryanto (2004) hasil dari proses intelektual seseorang.
Menurut Zulkifli Amsyah (2005) informasi adalah data yang sudah diolah kedalam bentuk tertentu sesuai dengan keperluan pemakaian informasi tersebut.

Menurut Kusrini & Andri Kaniyo (2007) informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.
Menurut Chr. Jimmy. L. Gaol (2008) informasi adalah segala sesuatu keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan/manajer dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Hendi Haryadi (2009) informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Analisa yang dapat saya jabarkan dari beberapa definisi diatas tersebut bahwasanya informasi adalah sumber berita yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi setiap manusia dan dapat menjadi komunikasi secara langsung maupun tidak langsung bagi penerima ataupun pemberi informasi tersebut.


2. Pengertian Sistem
Sistem itu sendiri berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujaun tertentu seperti input, proses, dan output. Definisi menurut para tokoh mengenai sistem ialah :
Menurut Hanif Al Fatta  (2007) sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain.
Menurut Ida Nuraida (2008) sistem adalah kumpulan komponen dimana masing-masing  komponen memiliki fungsi yang saling berinteraksi dan saling bergantung serta memiliki satu kesatuan yang utuh untuk bekerja mencapai tujuan tertentu. Lalu ,
Menurut Chr. Jimmy L. Gaol (2008) sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila satu unit macet/terganggu, unit lainnya pun akan terganggu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Menurut analisa saya mengenai sistem ini adalah satu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, atau materi lainnya sehingga berhubungan satu sama lainnya.

3. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yang merupakan penggabungan dari kata psyche dan logos. Psyche yang berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Bisa juga diartikan ilmu jiwa secara Harafiah. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya meskipun tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

Menurut Ensiklopedi Nasional Jilid 13 (1990) psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Dakir (19993) psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan.
Menurut Muhibbin Syah (2001) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari  tentang tingkah laku terrbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan, dan lain sebagainya.
Analisa yang dapat saya simpulkan mengenai psikologi ini bahwa ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungan.

4. Sistem Informasi Psikologi
Sistem Informasi Psikologi adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi yang berhubungan dengan psikologi .
Contoh kasus disini ialah: Saat ini banyaknya jasa tes-tes psikologi secara online yang dulu hanya diberikan secara manual ini semua berkat pesatnya tekhnologi yang terjadi di dunia saat ini. Dan adanya sistem informasi dibidang psikologi ini mempengaruhi laboratorium psikologi dimana didalamnya sudah menggunakan prinsip ilmu komputer. Secara langsung ini menjadikan ilmu psikologi berkembang secara pesat berkat adanya perkembangan dan kerjasama dari pihak-pihak yang mengelola informasi dengan bidang psikologi.
Semoga bermanfaat :)

Referensi :

Amsyah, Z. (2005). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. (Google Book)

Dakir. (1993). Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fatta, H.A. (2007). Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi (Google Book)

Gaol, C.J.L. ( 2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo. (Google Book)

Haryadi, H. (2009). Administrasi Perkantoran. Jakarta: Visi Media (Google Book)

Kusrini & Kaniyo, A. (2007). Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Penerbit Andi (Google Book)

Muhibbinsyah. (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nuraida, I. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius (Google Book)

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo (Google Book)

Selasa, 02 April 2013

TERAPI PSIKOANALISIS

TERAPI PSIKOANALISIS Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga "psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama "psikologi analitis" (en: Analitycal psychology) dan "psikologi individual" (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan : 1. suatu metoda penelitian dari pikiran. 2. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia. 3. suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional. Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi.. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak. TERAPI PSIKOANALISIS (FREUD) • Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi • Secara historis → aliran pertama dari 3 aliran utama psikologi • Sumbangan utama psikoanalisis : 1. kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bias diterapkan pada perbedaan penderitaan manusia 2. tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh factor tak sadar 3. perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yg kuat thd kepribadian dimasa dewasa 4. teori psikpanalisis menyediakan kerangka kerja yg berharga untuk memahami cara-cara yg di use oleh individu dalam mengatasi kecemasan 5. terapi psikoanalisis telah memberikan cara2 mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi2 • Konsep2 utama terapi psikoanalisis 1. struktur kepribadian • id • ego • super ego 2. pandangan ttg sifat manusia • pandangan freud ttg sifat manusia pd dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik 3. kesadaran & ketidaksadaran • konsep ketaksadaran  mimpi2 → merupakan representative simbolik dari kebutuhan2, hasrat2 konflik  salah ucap / lupa → thd nama yg dikenal  sugesti pascahipnotik  bahan2 yg berasal dari teknik2 asosiasi bebas  bahan2 yg berasal dari teknik proyektif 4. Kecemasan • Adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat sesuatu Fungsi → memperingatkan adanya ancaman bahaya • 3 macam kecemasan  Kecemasan realistis  Kecemasan neurotic  Kecemasan moral • Tujuan terapi Psikoanalisis • Membentuk kembali struktur karakter individu dg jalan membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien • Focus pd uapaya mengalami kembali pengalaman masa anak2 • Fungsi & peran Terapis • Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta hny berbagi sedikit perasaan & pengalaman shg klien memproyeksikan dirinya kepada teapis / analis • Peran terapis  Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub personal dlm menangani kecemasan secara realistis  Membangun hub kerja dg klien, dg byk mendengar & menafsirkan  Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan2 klien  Mendengarkan kesenjangan2 & pertentangan2 pd cerita klien • Pengalaman klien dlm terapi • Bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi yg intensif & berjangka panjang • Mengembangkan hub dg analis / terapis • Mengalami krisis treatment • Memperoleh pemahamn atas masa lampau klien yg tak disadari • Mengembangkan resistensi2 untuk belajar lbh byk ttg diri sendiri • Mengembangkan suatu hub transferensi yg tersingkap • Memperdalam terapi • Menangani resistensi2 & masalah yg terungkap • Mengakhiri terapi • Hub terapis & klien • Hub dikonseptualkan dalam proses tranferensi yg menjadi inti Terapi Psikoanalisis • Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pd terapis “ urusan yg belum selesai” yg terdapat dalam hub klien dimasa lalu dg org yg berpengaruh • Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik2 seperti percaya lawan tak percaya, cinta lawan benci • Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik masa dininya yg menyangkut cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan & dendamnya • Jika analis mengembangkan pandangan yg tidak selaras yg berasal dari konflik2 sendiri, mk akan terjadi kontra transferensi Bentuk kontratransferensi → perasaan tdk suka / keterikatan & keterlibatan yg berlebihan  Kontratransferensi dapat mengganngu kemajuan terapi • Teknik dasar Terapi Psikoanalisis 1. Asosiasi bebas → adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu & pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu 2. Penafsiran → Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi2 bebas, mimpi2, resistensi2 dan transferensi * bentuk nya = tindakan analis yg menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna2 t.l 3. Analisis Mimpi → Suatu prosedur yg penting untuk menyingkap bahan2 yg tidak disadari dan memberikan kpd klien atas beberapa area masalah yg tak terselesaikan 4. Analisis dan Penafsiran Resistensi → Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan2 yg ada dibalik resistensi shg dia bias menanganinya 5. Analisis & Penafsiran Transferensi → Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi

Minggu, 06 Januari 2013

MULTIKULTURALISME

Multikulturalisme Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.Multikulturalisme juga di artikan sebagai sebuah filosofi terkadang ditafsirkan sebagai ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara. Multikulturalisme berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan cultural (budaya atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai semua dialektika manusia terhadap kehidupannya. Dialektika ini akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah, pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain. Mengutip S. Saptaatmaja dari buku Multiculturalisme Educations: A Teacher Guide To Linking Context, Process And Content karya Hilda Hernandes, bahwa multikulturalisme adalah bertujuan untuk kerjasama, kesederajatan dan mengapresiasi dalam dunia yang kian kompleks dan tidak monokultur lagi. Multikultural berarti beraneka ragam kebudayaan. Menurut Parsudi Suparlan (2002) akar kata dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam konteks pembangunan bangsa, istilah multikultural ini telah membentuk suatu ideologi yang disebut multikulturalisme. Konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Ulasan mengenai multikulturalisme mau tidak mau akan mengulas berbagai permasalahan yang mendukung ideologi ini, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan penegakan hukum, kesempatan kerja dan berusaha, HAM, hak budaya komuniti dan golongan minoritas, prinsip-prinsip etika dan moral, dan tingkat serta mutu produktivitas. Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state) sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang belum terwujud (pre-existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru. Sumber: http://my.opera.com/Putra%20Pratama/blog/show.dml/2743875 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

AKULTURASI PSIKOLOGI

AKULTURASI PSIKOLOGI Akulturasi psikologis adalah akulturasi yang terjadi pada psikologis seseorang atau suatu masyarakat, misalnya seseorang yang merantau akan terpengaruh dengan budaya yang ada ditempatnya merantau secara psikologis, seperti pola berpikir atau sifatnya, tetapi tidak membuat ia berubah seutuhnya menjadi seperti orang-orang asli ditempat tersebut. Akulturasi itu sendiri adalah suatu proses sosial yang timbul ketika suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur sosial serta pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai. Faktor yang Mempengaruhi Akulturasi Akulturasi adalah penggabungan dua budaya yang berbeda yang merupakan hasil dari proses interaksi. Istilah akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) mempunyai pengertian proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan di olah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi akulturasi Terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur sosial serta pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu: Faktor Intern Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi) Adanya penemuan baru. Discovery --- penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention --- penyempurnaan penemuan baru. Innovation --- pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat. Konflik yang terjadi dalam masyarakat. Pemberontakan atau revolusi Faktor Ekstern Perubahan alam Peperangan Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi). Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi http://bknpsikologi.blogspot.com/2010/11/akulturasi-dan-enkulturasi.html